Puasa Ramadan adalah
puasa wajib yang dilakukan setiap hari selama sebulan penuh oleh orang Islam,
kecuali bagi orang-orang yang punya alasan sesuai hukum syariat sehingga harus
tidak berpuasa. Ujian dalam berpuasa selain menahan lapar dan dahaga, adalah
harus mampu mengelola emosi, terutama memperbaiki cara berpikir dan mengelola
hati agar terhindar dari penyakit jiwa, jiwa yang bersih akan menciptakan tutur
kata dan bahasa yang baik pula melalui lisan. Bagaimana ketika berpuasa di
tengah bencana alam dan wabah penyakit? Tentu saja tidak keluar dari prinsip
dari teori tadi, tentang bahwa semoga dengan berpuasa akan menambah rasa sabar
dan syukur kepada kita jika merasa ujian itu telah bertubi-tubi, sesungguhnya
Allah selalu Maha Kuasa dan Maha Mengetahui yang terbaik atas hamba-Nya.
Belajar dari
wilayah-wilayah yang bahkan sedang terjadi konflik peperangan, yang sedang di
bawah tekanan seperti Palestina, Suriah, Yaman, dan lainnya, Muslim di sana di
antara puing-puing reruntuhan bangunan, sahur dan berbuka yang tidak layak,
keluarga yang syahid bahkan ada yang harus bertahan sendirian karena yang lain
telah wafat, di tengah-tengah ketakutan jika melangkahkan kaki bisa saja rudal
atau bom menghampiri. Mereka juga tetap berpuasa, padahal wabah Covid-19 juga
mengintai, maka ujian kita mungkin tidak seberapa mana. Belum lagi dari sisi
orang yang masih di rantau, menjadi warga asing di negara orang, karena
pendidikan atau pekerjaan, masih harus bersabar tidak boleh pulang dalam masa
seperti ini. Saya pribadi jika memikirkan segala hal itu, tak kuasa tanpa bisa
ditahan ada rasa menyesak di dada dan mengalir bulir air mata, betapa
kemungkinan Allah menguji kita dengan kurangnya rasa syukur dan sabar, padahal
amat sayangnya Rabbi kepada kita.
Kita hanya perlu
belajar terus mendoakan negeri ini, agar memiliki pemimpin yang amanah, agar
hidup rukun antar perbedaan suku, kepercayaan, dan budaya, agar tidak saling
meyakiti, jika saja semua mampu berpikir hal yang sama. Belajar mendoakan dan
saling punya rasa simpati dan empati yang luas terhadap sesama, agar tercipta
rasa damai dan kesejahteraan hidup terutama terciptanya hati yang lapang dalam
menerima cobaan hidup. Belajar menjadi penganut agama yang baik dan benar, sesuai aturan.
Banyak hal yang dapat
kita lakukan untuk menghindari berbuat hal tidak penting, terlebih lagi dengan
teknologi daring yang semakin maju dan berkembang. Langkah pertama adalah mengenali
potensi diri, jika suka menulis maka tuangkan ide dan gagasan yang baik dalam
bentuk tulisan, kelola laman media sosial pribadi dengan baik, agar yang
tercipta di akun kita adalah hal-hal baik. Coba berpartisipasi dalam berbagai
kelas kepenulisan, saat ini sangat banyak kelas kepenulisan secara daring
dengan mengusung berbagai tema, yang bisa diikuti, daripada menulis hal yang
aneh dan dipublikasikan, kita tak akan mendapat kesenangan apa-apa melainkan
makin membiasakan jari-jemari kita untuk membuat ricuh.
Apabila menyukai seni
fotografi, maka ada baiknya ikut kelas fotografi, kesibukan dan tantangan di
setiap materi akan membuat kita lupa dari berbuat yang merusak, dan banyak hal
lainnya yang dapat dilakukan. Keluarlah dari grup-grup aplikasi apapun yang
berisi topik yang tidak membahas yang
bermanfaat, janganlah kita membuang-buang waktu dengan percuma. Hidup ini
sekali, ambillah berbagai hikmah dari peristiwa yang terjadi. Demikianlah yang
coba saya pribadi tanamkan ke diri saya, sehingga terbetik ide untuk menuliskan
ini, agar tidak panik dengan segala suasana di luar sana dan mengganggu ibadah puasa,
terutama merusak salat dengan ketidak-khusyukan dengan memenuhi pikiran tidak
penting dalam kepala.
Saya pelajari berita
dan informasi yang beredar, tentang prank yang tidak baik yang beredar melalui
media YouTube, untuk mengambil hikmah, dan berhenti di diri sendiri tanpa dibagikan, agar hal tidak baik tidak semakin
menyebar. Jika sepuluh orang saja cuek terhadap hal buruk dan tidak dibagikan
ke laman informasi daring media sosial, maka rantai penyebaran informasi tidak
baik minimal terputus di ratusan bahkan ribuan list pertemanan yang ada di
sepuluh akun tersebut.
Bahwa banyak remaja
saat ini yang punya latar-belakang keluarga yang gagal dengan tanda kutip,
sehingga melampiaskannya dalam berbagai bentuk alat dan sarana yang ada. Mereka
hanya butuh perhatian, makin kita konsumsi informasi buruk dari mereka, mereka
akan semakin membuat konten yang lebih buruk daripada itu. Sehingga tidak salahnya
kita mulai berhenti dari diri pribadi, nikmati informasi bermutu lainnya, agar
konten baik naik ratingnya, bantu orang baik untuk semakin semangat dalam
membuat konten yang bermanfaat, insyaallah.
Tatkala saya berpikir
seperti narasi yang telah tertuang di atas, tanpa saya sadari, banjir mulai
menyusut, dan matahari kembali bersinar, meski musim hujan belum berakhir, di
Kota Banda. Ternyata berpikir positif selain mendongkrak semangat, juga mampu
melahirkan sugesti yang baik bagi spiritual terutama psikologi kita. Memang benar,
bahwa Allah seperti rasa yakin kita yang seperti apa, jika kita yakin bahwa
Allah akan menerima doa kita, Allah akan menerima doa kita tanpa kita
memintanya sekalipun, namun Allah memang sangat menyukai orang-orang yang
memohon kepada-Nya. [Ran]
*
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#BERSEMADI_HARIKE-10
Bersama #flp
#flpsurabaya
Komentar
Posting Komentar