Langsung ke konten utama

Jenazah Positif COVID-19 Najiskah?

Tagar di rumah saja menjadi populer di berbagai penjuru media sosial saat ini, di tengah-tengah masih pro-kontranya masyarakat yang berusaha waspada atau yang terlalu santai.

Covid-19 tak bisa dianggap angin lalu, wabah ini makin ke sini kian serius. Namun, bagaimana sikap terhadap pasien yang dinyatakan positif Corona ini? Ada beberapa komentar yang bergeming, bahwa penanganan pasien positif dianggap terlalu melebih-lebihkan seolah pasien tersebut najis.

Jumlah penderita terinfeksi Virus Corona makin bertambah, ada yang berhasil sembuh dan bahkan meninggal dunia. Pihak medis Indonesia yang belum sempurna siap, baik dari segi alat maupun fasilitas yang ada, mengerahkan segala kemampuan mereka mempertaruhkan nyawa bahkan, sebagai garda terdepan. Tugas masyarakat adalah membantu mereka dengan ikut andil menghindari keramaian sebagaimana wacana dari pemerintah setempat, kecuali sangat perlu untuk ke luar (dengan kehati-hatian).

Namun, masihkah ada yang belum mengetahui jelasnya tentang Covid-19 atau Corona ini? Menurut berbagai keterangan, meskipun disebabkan oleh virus yang sama yaitu Virus Corona, jelas berbeda antara Covid-19 dengan SARS dan MERS, baik dari masa inkubasinya dan jangka penularan serta pengobatan.

COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) pertama kali muncul di China akhir tahun 2019, dan mewabah ke berbagai negara, merupakan infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.

Penderita yang tertular virus ini dalam derajat ringan menampakkan gejala demam, batuk, radang tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala dan lemas. Skala beratnya muncul gejala demam sangat tinggi, batuk parah, kesulitan bernapas pelik, bahkan pneumonia (peradangan di paru-paru), tanpa disertai pilek dan gangguan pencernaan. Menurut data, penularan pertama virus ini adalah dari kelelawar kepada manusia.

Seseorang dapat terjangkit virus ini jika  menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita COVID-19 saat bersin atau batuk. Penularan juga dapat terjadi jika seseorang memegangi benda yang telah terkontaminasi percikan air liur penderita COVID-19 lalu menyentuh bagian wajah, hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dengan bersih. Sejauh ini belum ada obat yang akurat dalam mengatasi virus ini jika sudah tertular.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan rutin mencuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih dan mengalir, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin bagi yang menampakkan gejala sakit, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menghindari mengonsumsi makanan mentah, hindari keramaian tanpa keperluan mendesak.

Pasien positif Covid-19 yang meninggal bukan najis yang seperti disangkakan segelintir orang, hanya saja waktu penguburan harus cepat tanpa menunggu waktu yang lama, dikarenakan virus yang mendiami tubuh penderita belum sepenuhnya hilang bahkan masih aktif. Penularan ke orang lain bisa sangat cepat, maka dari itu prosedurnya dilaksanakan oleh pihak medis dengan menggunakan pakaian perlindungan yang segera akan 'dimusnahkan' setelahnya. Jenazah harus dikebumikan jauh dari area air bersih yang digunakan oleh penduduk, dan jauh dari permukaan tanah.

Karena, sekalinya terkena paparan virus ini, jika dinyatakan sembuh, paru-paru tidak akan bekerja kembali normal seperti sebelumnya.

Selamat jalan beriring doa kita panjatkan kepada korban wabah ini, yang meninggal dunia, terutama garda terdepan*, semoga yang lain segera melewati dan kembali sehat. Semoga segera berlalu, dan kehidupan kembali normal, atas izin Allah yang Maha Kuasa. [RAn]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Irama Bacaan Al-Qur’an

doc.animasipro | Rahma An *galeri Membaca Al-Qur’an dengan irama atau suara yang merdu dikenal dengan tilawah Al-Qur’an. Tilawah sudah dikenal sejak lama, yaitu membaguskan intonasi bacaan Alquran dengan menyertakan hati yang khusyuk. Membaca Alquran dengan indah akan lebih mudah dalam mendalami maknanya. Banyak pendapat ulama bahwasanya tilawah bukan sekadar membacanya dengan tartil, akan tetapi juga harus sesuai tajwid, makhraj, dan menyesuaikan dengan hukum bacaan. Tilawah adalah amalan yang dianjurkan, karena Allah menyukai orang yang membaguskan bacaan Qur’an-nya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam pernah lewat ketika Abu Musa sedang membaca Al-Qur’an, Nabi berhenti untuk mendengarkan bacaan sahabatnya tersebut. Kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari, Muslim) Seni suara dalam membaca Al-Qur’an telah turun-temu

BERSEMADI 20 Hari : Belajar dari Semut

Berawal dari salah seorang anggota di grup komunitas, yang membagikan informasi tentang adanya program BERSEMADI (BERkarya SElama raMAdan di blog pribaDI) oleh FLP Surabaya. Sembari melakukan aktivitas lain sebagai seorang istri, selama di rumah saja, dan ada beberapa program lainnya juga melalui daring. Saya ikut berpartisipasi dalam agenda BERSEMADI, setidaknya sambil rutin mengisi blog dan berbagi tulisan baik. Sebelumnya melalui proses pendaftaran dan sejenak melakukan diskusi, sebagai syarat keberlanjutan dan kelancaran program, bersama panitia. Menulis dengan tema yang ditentukan dan sama setiap harinya, harus disetor dengan batas waktu, selama dua puluh hari berturut-turut tidaklah mudah. Jauh lebih mudah ketika menulis dengan tema yang bebas dan tidak terikat, karena topik pembahasan yang sama selama hampir sebulan itu akan membuat pusing di antara kesibukan lainnya. Namun, semangat dan antusias teman-teman yang mengikuti adalah cambuk bagi kita semua untuk menuntas