Langsung ke konten utama

Mudahnya Menanam Taoge yang Memberikan Banyak Manfaat Bagi Kesehatan


Taoge adalah kecambah dari kacang-kacangan (Phaseulus Radiatus), seperti kacang hijau (Vigna Radiata) dan kacang kedelai, umumnya dibuat dari kacang hijau. Kacang hijau memiliki banyak protein nabati yang sangat dibutuhkan tubuh, jika dikonsumsi tersendiri. Taoge dari kacang hijau lebih mudah dibudidayakan. Kecambah atau taoge adalah tunas/tumbuhan muda (sporofit) yang berkembang dalam tahap embrionik dalam biji. Taoge berkembang dalam satu tahap awal dari benih biji dengan cepat apabila wadah tumbuhnya mendukung. Taoge memiliki tiga bagian yaitu radikula (embrio/biji), hipokotil (daun di bawah biji), dan katiledon (daun lembaga/biji).

Ramadan ada baiknya kita mengonsumsi banyak sayur yang dapat memberikan pemenuhan gizi bagi tubuh untuk mendukung kesehatan, terlebih lagi untuk kelancaran beribadah dan beraktivitas selama berpuasa. Sayur tidak harus dibeli, selama #dirumahaja kita dapat mencoba menanam berbagai sayur yang dapat dengan mudah dipetik jika ingin dikonsumsi. Terutama taoge, kecambah yang satu ini sangat mudah dalam menanamnya, waktunya juga relatif singkat, rasanya lebih enak dan manis karena kita sendiri yang merawatnya, kita lebih tahu kebersihan wadah dari sayur yang ditanam.

Manfaat taoge sangat banyak bagi kesehatan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Melancarkan pencernaan
Taoge mengandung enzim yang jumlahnya sangat tinggi, sehingga dapat meningkatkan proses metabolisme dan terjadinya reaksi kimia dalam tubuh, termasuk sistem pencernaan, karena enzim merupakan bagian penting dalam proses pencernaan. Serat yang terdapat dalam taoge juga sangat berkontribusi dalam proses pencernaan, sehingga dapat mencegah sembelit atau diare.

Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah anemia
Taoge dapat mengatur aktivitas enzim amilase, yaitu enzim yang berfungsi untuk memecah dan mencerna gula. Taoge kaya akan zat besi dan kalsium, yang baik untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan tulang.

Meningkatkan sistem imun
Taoge mengandung vitamin C yang sangat baik untuk kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin A dalam taoge memiliki sifat antioksidan yang merupakan sumber kekebalan tubuh.

Mencegah kanker dan menjaga kesehatan jantung
Aktivitas antioksidan di dalam taoge membuat agen yang anti-kanker. Taoge mengandung asam amino yang menjadi penangkal radikal bebas, sehingga juga sangat baik dalam menjaga kesehatan jantung. Asam lemak Omega-3 pada taoge merupakan anti-inflamasi alami, sehingga dapat mengurangi stres.

Baik untuk kesuburan dan sistem reproduksi
Vitamin E yang terkandung di dalam taoge sangat baik untuk kesuburan. Kandungan lain di dalam taoge dapat melancarkan aliran darah, sehingga baik untuk kesehatan reproduksi, dan mencegah gangguan menstruasi. Jadi, taoge sangat baik untuk pria atau wanita.

Nah, karena taoge sangat bermanfaat, yuk kita tanam! Caranya sangat mudah dan tidak begitu sulit dalam proses tumbuhnya. Kita dapat memakai wadah yang ada di rumah, seperti baskom, ember, keranjang atom, dan juga dapat memakai kain perca yang ada di rumah, asalkan bersih. Tidak menunggu waktu yang lama, berkisar hari ke-empat setelah disemai taoge telah dapat dikonsumsi.

Caranya; langkah pertama cuci bersih biji kacang hijau yang akan disemai. Untuk dikonsumsi keluarga tidak perlu banyak, cukup sekitar dua genggam tangan orang dewasa, atau sekitar satu ons dalam takaran ukuran timbangan. Harga kacang hijau untuk seons berkisar hanya tiga ribu rupiah. Dalam seons dapat menghasilkan taoge satu baskom berukuran sedang, yang dapat dikonsumsi untuk dua atau tiga hari. Mengapa tidak perlu banyak? Karena taoge tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama, lekas membusuk.

(usia taoge tiga hari | doc. Rahma An *galeri)


Kedua, rendam kacang hijau tersebut selama kurang lebih delapan jam, kemudian disemai ketika kulitnya mulai terkelupas, dan  bijinya yang keras sudah melunak.
Ketiga, semai di dalam wadah (misalnya baskom) yang telah dialasi air dan kapas dakron jika ada, lebih bagus lagi jika ada perca kain tile, yang dapat berfungsi sebagai pemisah akar dengan batang taoge, sehingga mudah dibersihkan nantinya. Semai bertingkat, dengan cara dilapisi kain kemudian dilanjutkan menyemai benih, diulangi lagi sampai persediaan benih yang akan disemai habis.



(usia taoge empat hari, siap panen)


Keempat, basahkan benih dengan air sehingga terasa lembab, ulangi hingga taoge siap dipanen.
Kelima, tutup wadah sebagai tempat penyemaian dengan saringan kukusan yang berlobang, atau boleh juga dengan daun pisang, gunanya untuk sirkulasi udara. Selanjutnya, simpan di ruangan yang gelap agar terhindar dari cahaya langsung, boleh di dalam lemari dan ditutup rapat. Karena, kecerahan cahaya sangat mempengaruhi kualitas taoge yang akan tumbuh.












Kelebihan taoge yang ditanam sendiri, yang memakai alat rumah tangga ini, hasil taoge yang tumbuh akan sangat bagus dan terlihat bersih, aromanya juga segar dan sangat higienis. Selamat mencoba ya! Tetap semangat walaupun ramadan #dirumahaja. [RAn]




*
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#BERSEMADI_HARIKE-5
Bersama #flp #flpsurabaya

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Irama Bacaan Al-Qur’an

doc.animasipro | Rahma An *galeri Membaca Al-Qur’an dengan irama atau suara yang merdu dikenal dengan tilawah Al-Qur’an. Tilawah sudah dikenal sejak lama, yaitu membaguskan intonasi bacaan Alquran dengan menyertakan hati yang khusyuk. Membaca Alquran dengan indah akan lebih mudah dalam mendalami maknanya. Banyak pendapat ulama bahwasanya tilawah bukan sekadar membacanya dengan tartil, akan tetapi juga harus sesuai tajwid, makhraj, dan menyesuaikan dengan hukum bacaan. Tilawah adalah amalan yang dianjurkan, karena Allah menyukai orang yang membaguskan bacaan Qur’an-nya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam pernah lewat ketika Abu Musa sedang membaca Al-Qur’an, Nabi berhenti untuk mendengarkan bacaan sahabatnya tersebut. Kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari, Muslim) Seni suara dalam membaca Al-Qur’an telah turun-temu

BERSEMADI 20 Hari : Belajar dari Semut

Berawal dari salah seorang anggota di grup komunitas, yang membagikan informasi tentang adanya program BERSEMADI (BERkarya SElama raMAdan di blog pribaDI) oleh FLP Surabaya. Sembari melakukan aktivitas lain sebagai seorang istri, selama di rumah saja, dan ada beberapa program lainnya juga melalui daring. Saya ikut berpartisipasi dalam agenda BERSEMADI, setidaknya sambil rutin mengisi blog dan berbagi tulisan baik. Sebelumnya melalui proses pendaftaran dan sejenak melakukan diskusi, sebagai syarat keberlanjutan dan kelancaran program, bersama panitia. Menulis dengan tema yang ditentukan dan sama setiap harinya, harus disetor dengan batas waktu, selama dua puluh hari berturut-turut tidaklah mudah. Jauh lebih mudah ketika menulis dengan tema yang bebas dan tidak terikat, karena topik pembahasan yang sama selama hampir sebulan itu akan membuat pusing di antara kesibukan lainnya. Namun, semangat dan antusias teman-teman yang mengikuti adalah cambuk bagi kita semua untuk menuntas

Jenazah Positif COVID-19 Najiskah?

Tagar di rumah saja menjadi populer di berbagai penjuru media sosial saat ini, di tengah-tengah masih pro-kontranya masyarakat yang berusaha waspada atau yang terlalu santai. Covid-19 tak bisa dianggap angin lalu, wabah ini makin ke sini kian serius. Namun, bagaimana sikap terhadap pasien yang dinyatakan positif Corona ini? Ada beberapa komentar yang bergeming, bahwa penanganan pasien positif dianggap terlalu melebih-lebihkan seolah pasien tersebut najis. Jumlah penderita terinfeksi Virus Corona makin bertambah, ada yang berhasil sembuh dan bahkan meninggal dunia. Pihak medis Indonesia yang belum sempurna siap, baik dari segi alat maupun fasilitas yang ada, mengerahkan segala kemampuan mereka mempertaruhkan nyawa bahkan, sebagai garda terdepan. Tugas masyarakat adalah membantu mereka dengan ikut andil menghindari keramaian sebagaimana wacana dari pemerintah setempat, kecuali sangat perlu untuk ke luar (dengan kehati-hatian). Namun, masihkah ada yang belum mengetahui jelasnya ten