Langsung ke konten utama

Mengulas Buku “493 Resep Ramuan Herbal Berkhasiat” Terbitan Gramedia |17 Mei Hari Buku Nasional



Setiap 17 Mei menjadi momentum peringatan Hari Buku Nasional, dikarenakan tepat di hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Setiap tahunnya diperingati, merupakan upaya untuk menggiatkan betapa pentingnya budaya membaca buku bagi kemajuan literasi Indonesia. Hari Buku Nasional atau disingkatnya dengan Harbuknas, kali ini saya pribadi ingin mengulas tentang buku “493 Resep Ramuan Herbal Berkhasiat untuk Cantik Alami Luar Dalam” karya Ami Wahyu dan Gagas Ulung yang diterbitkan oleh Gramedia, yang merupakan buku terbaru dalam galeri buku pribadi saya.

Buku ini adalah bingkisan dari admin web komunitas terpercaya yang ada di Aceh, karena saya menulis dan mengirimkan opini tentang pendidikan dasar ilmu kesehatan melalui sistem daring; “Pilih Pembahasan Positif untuk Menghindari Stres” di Ruang Semangat, yang diadakan oleh Aceh Trend Community, dalam rangka untuk berbagi semangat menghadapi situasi wabah Covid-19 bahkan dalam melewati masa-masa Ramadan, agar sehat jiwa raga dan tetap berusaha waras dalam masa pandemi.

Buku yang sangat bagus menurut saya pribadi, yang mana banyak mengulas tentang berbagai herbal yang sangat berkhasiat bagi kesehatan bahkan untuk luar dan dalam, yang sebenarnya herbal-herbal tersebut ada di sekeliling kita tanpa kita sadari bersebab tidak mengetahuinya. Buku tersebut juga memberikan bonus puluhan resep hidangan sehat, yang sebagiannya berbahan tumbuhan herbal di sekitar kita, sangat bermanfaat bagi wanita terutama yang dominannya adalah sebagai pemberi kesejahteraan dari segi makanan untuk keluarga, dan dalam merawat kesehatan keluarganya. Namun, buku ini juga sangat layak dibaca oleh laki-laki, serta anak-anak, dikarenakan isinya adalah mencakup pengetahuan yang sangat luas tentang tumbuh-tumbuhan yang baik bagi menjaga kesehatan bersama.


Adapun ringkasan di kulit halaman belakang buku, menerakan bahwa; mawar, melati, teratai, bagi sebagian orang mungkin hanyalah berarti bunga, penghias rumah dan kebun. Duku, sawo, dan semangka, mungkin hanya sekadar buah-buahan untuk pencuci mulut. Namun sebenarnya, semua itu adalah hasil tanaman berkhasiat obat. Melati misalnya, daunnya bisa dimanfaatkan untuk obat radang sendi dan disentri. Untuk kecantikan, bunganya sebagai pewangi atau campuran tonik penyegar wajah. Sedangkan sawo, buahnya yang masih mengkal bisa berguna untuk meredakan diare. Nah, itu hanyalah sebagian ulasan yang ada di sampul buku, masih banyak panduan lainnya tentang herbal berkhasiat di dalam buku tersebut, demikianlah betapa menariknya pengetahuan tentang herbal yang berkhasiat di sekitar kita, yang terkadang sering dianggap sepele, padahal ramuan tersebut jika kita memahami dan mengolahnya dapat memandu kita untuk lebih tidak terikat dengan obat kimia. Ya, bukan berarti kita menolak obat kimia, semuanya akan menjadi kebutuhan sesuai situasi dan kondisi, karena dokter ketika memberikan resep tentunya dengan ilmu yang sesuai pula. Tetap saja mengobati secara alami, diri kita dengan mengonsumsi makanan sehat, sebagai pola hidup, lebih baik dan lebih sedikit efek sampingnya.




Buku yang memang berguna jika ada satu saja di tiap rumah. Membuka wawasan kita tentang mencintai alam, karena betapa alam sangat memberikan umpan balik yang baik bagi manusia, apabila kita menjaga dan mempergunakannya dengan sebaik mungkin. Buku yang bagus bagi orang tua untuk mengenalkan kepada anak-anaknya, bahwa betapa banyaknya tumbuhan berkhasiat di sekitar kita yang luput dari perhatian kita. Buku yang tidak hanya menyajikan nama-nama tanaman herbal, akan tetapi juga menyertakan gambar sebagai pengenal dan juga beberapa istilah untuk memudahkan mengenal dalam gambaran umum, selain itu juga menyajikan detail manfaatnya serta cara pengolahannya. Buku yang bisa dibaca kapan pun dan di mana saja, ketika dibutuhkan dalam menambah pengetahuan.



Membaca buku adalah rutinitas yang sangat baik bagi kita, apalagi ketika #dirumahaja saat ini. Banyak pilihan buku yang bisa dibaca, sesuai kebutuhan, salah satunya buku ini. Salam literasi, semoga bermanfaat, semoga kita senantiasa sehat jiwa dan raga. [RAn]



*
#inspirasiramadan #dirumahaja
#BERSEMADI_HARIKE-17
Bersama #flp #flpsurabaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Irama Bacaan Al-Qur’an

doc.animasipro | Rahma An *galeri Membaca Al-Qur’an dengan irama atau suara yang merdu dikenal dengan tilawah Al-Qur’an. Tilawah sudah dikenal sejak lama, yaitu membaguskan intonasi bacaan Alquran dengan menyertakan hati yang khusyuk. Membaca Alquran dengan indah akan lebih mudah dalam mendalami maknanya. Banyak pendapat ulama bahwasanya tilawah bukan sekadar membacanya dengan tartil, akan tetapi juga harus sesuai tajwid, makhraj, dan menyesuaikan dengan hukum bacaan. Tilawah adalah amalan yang dianjurkan, karena Allah menyukai orang yang membaguskan bacaan Qur’an-nya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam pernah lewat ketika Abu Musa sedang membaca Al-Qur’an, Nabi berhenti untuk mendengarkan bacaan sahabatnya tersebut. Kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari, Muslim) Seni suara dalam membaca Al-Qur’an telah turun-temu

BERSEMADI 20 Hari : Belajar dari Semut

Berawal dari salah seorang anggota di grup komunitas, yang membagikan informasi tentang adanya program BERSEMADI (BERkarya SElama raMAdan di blog pribaDI) oleh FLP Surabaya. Sembari melakukan aktivitas lain sebagai seorang istri, selama di rumah saja, dan ada beberapa program lainnya juga melalui daring. Saya ikut berpartisipasi dalam agenda BERSEMADI, setidaknya sambil rutin mengisi blog dan berbagi tulisan baik. Sebelumnya melalui proses pendaftaran dan sejenak melakukan diskusi, sebagai syarat keberlanjutan dan kelancaran program, bersama panitia. Menulis dengan tema yang ditentukan dan sama setiap harinya, harus disetor dengan batas waktu, selama dua puluh hari berturut-turut tidaklah mudah. Jauh lebih mudah ketika menulis dengan tema yang bebas dan tidak terikat, karena topik pembahasan yang sama selama hampir sebulan itu akan membuat pusing di antara kesibukan lainnya. Namun, semangat dan antusias teman-teman yang mengikuti adalah cambuk bagi kita semua untuk menuntas

Jenazah Positif COVID-19 Najiskah?

Tagar di rumah saja menjadi populer di berbagai penjuru media sosial saat ini, di tengah-tengah masih pro-kontranya masyarakat yang berusaha waspada atau yang terlalu santai. Covid-19 tak bisa dianggap angin lalu, wabah ini makin ke sini kian serius. Namun, bagaimana sikap terhadap pasien yang dinyatakan positif Corona ini? Ada beberapa komentar yang bergeming, bahwa penanganan pasien positif dianggap terlalu melebih-lebihkan seolah pasien tersebut najis. Jumlah penderita terinfeksi Virus Corona makin bertambah, ada yang berhasil sembuh dan bahkan meninggal dunia. Pihak medis Indonesia yang belum sempurna siap, baik dari segi alat maupun fasilitas yang ada, mengerahkan segala kemampuan mereka mempertaruhkan nyawa bahkan, sebagai garda terdepan. Tugas masyarakat adalah membantu mereka dengan ikut andil menghindari keramaian sebagaimana wacana dari pemerintah setempat, kecuali sangat perlu untuk ke luar (dengan kehati-hatian). Namun, masihkah ada yang belum mengetahui jelasnya ten