Langsung ke konten utama

7 Manfaat Menulis



Memiliki keterampilan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan yang komunikatif, sehingga orang lain dapat menikmati suatu tulisan tersebut, adalah kemampuan yang istimewa. Banyak manfaat dalam menulis, tegantung tujuan seseorang pada tulisan yang diuraikannya. Jika baik, maka akan sangat berguna bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Baik untuk dirasa manfaatnya di dunia atau di akhirat insyaallah, sebagai ladang amal jika berdakwah dalam bentuk tulis. Apalagi saat ini, sangat mudah dalam berbagi tulisan kita, tidak sesulit dulu, sebelum ruang akses tidak semudah saat sekarang.

Setiap hal yang dilakukan tentunya ada titik jenuh masing-masing, manakala futur melanda. Hanya saja semua itu kembali kepada individu masing-masing dalam mengelola, tentang cara mengatasi kejenuhan atau kebosanan tersebut dengan menyiapkan kekuatan baru yang lebih optimal, setelah sekian lama dalam jeda waktu istirahat.

Merevisi kembali apa yang pernah dilakukan, sudah yang terbaikkah atau masih harus berupaya lebih dari yang sebelumnya? Karena, apapun hal yang dibiasakan dan dilakukan terus-menerus, berkala, secara berulang-ulang, suatu saat akan menjadi situasi yang menjadi kebutuhan dan ketagihan dalam bentuk pembiasaan. Segala sesuatu butuh latihan yang panjang, termasuk menulis. Berikut ini adalah manfaat menulis yang saya pribadi rasakan, dan mungkin saja bagi sebagian lainnya rasakan, yang umumnya terasa setelah membiasakan diri menulis.

1. Mudah menuangkan ide yang ada

Ide yang sering tiba-tiba muncul, terbetik karena hal apa saja yang ditemukan dalam setiap kondisi, jika sering langsung dituliskan, maka akan dengan mudah dikembangkan dalam bentuk tulisan yang lebih lengkap, dan dalam pelaksanaan yang lebih sempurna. Tulisan akan lebih mengalir, karena latihan yang lama dan terus-menerus. Sebab, setiap keterampilan jika jarang dipraktikkan, maka akan terasa sulit apabila dimulai dari awal kembali.

2. Cepat menemukan titik masalah yang dihadapi

Ketika kita sering mengolah peristiwa yang dikelola dalam bentuk tulisan, hasil tulisan akan lebih sering dibaca dan diberi kesimpulan, sehingga akan cenderung menemukan letak kesalahan dan kekeliruan dalam kaidah kepenulisan, dan dapat dicari solusinya. Bahkan lebih mampu menghadapi masalah berikutnya, jika ada.

Membaca kisah orang lain, kita akan merasakan adanya kejanggalan sifat manusia yang seharusnya tidak dilakukan. Demikian halnya juga ketika orang lain membaca tukisan kita. Tentunya harus ada pembelajaran dalam setiap tulisan, untuk mengubah karakter seseorang yang menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat, apabila pembaca merenungi isi tulisan tersebut.

3. Menjadi motivator dalam hidup

 Impian dan harapan yang sering dituliskan, maka insyaallah mampu menjadi ruang penyemangat dalam meraih peluang yang ada. Kita akan mengetahui apa-apa saja yang sudah dilakukan dalam hidup, atau yang belum dilaksanakan. Sehingga dapat menjadi inspirasi dalam memotivasi diri untuk melaksanakan serentetan deret kegiatan lanjutan.

4. Upaya menghindari pembicaraan tidak baik

Menulis adalah upaya mencegah diri dari berkata tidak baik. Berbagai macam peristiwa yang dihadapi dalam hidup ini, ada begitu banyak pula masalah dan ujian yang dilalui. Maka dengan menulis, kita akan lebih sedikit mengeluh dalam bentuk lisan, karena sebagian sudah dituangkan dalam bentuk tulisan.

5. Memperkaya wawasan

Menulis dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Ketika menulis, tentunya kita akan lebih banyak membaca tulisan orang lain, bahkan tulisan dari yang ahli di bidangnya, untuk memperkuat kualitas daripada tulisan kita. Semakin banyak membaca, maka semakin berkembanglah informasi yang kita punya, otomatis wawasan semakin luas pula.

6. Jasa bisnis yang baik

Tatkala sering membaca dan menulis, kita menjadi banyak tahu hal-hal yang baik dan buruk pada suatu tempat atau  benda. Sehingga kita akan menulis kebaikan tentang suatu tempat dan benda tertentu, agar orang lain dapat dengan lebih mudah menemukan kebutuhan yang tepat nantinya. Misalnya, penulis akan mengkaji penyebab makanan tertentu sehingga diminati, maka akan dituliskan kembali manfaat dari makanan tersebut. Secara tidak langsung, orang yang membaca akan lebih memahami penyebab suatu makanan akan baik atau buruk jika dikonsumsi. Dengan demikian, kita telah berjasa mereklamekan hal tertentu untuk dicari oleh publik, dan mempermudah jalannya bisnis  yang baik.

7. Menemukan jati diri

Melalui tulisan yang dituangkan, kita jadi mengetahui ciri khas tertentu daripada bacaan dan aliran tulisan sendiri. Melalui hal tersebut, kita akan lebih mudah menemukan jati diri untuk membawanya ke mana (agar lebih terarah), karena potensi diri yang dipunya terkadang luput disadari oleh diri sendiri. Maka, kita akan lebih bergerak sesuai jalur ke depannya dalam berbuat, disebabkan telah mengetahui minat dan bakat diri untuk lebih mengasah kemampuan.

Manfaat menulis di atas, merupakan sebagian dari banyak manfaat lainnya. Menulis dapat dilakukan  di mana saja dan kapan saja. Meski di rumah saja dalam masa wabah Covid-19 sekalipun, kita tetap dapat menjalani Ramadan tanpa gangguan jika hanya sekadar menuangkan hal baik ke dalam bentuk tulisan dan berbagi ke publik. Kita dapat terus berbagi hal baik dalam bentuk tulisan, atau sekadar saling sapa dalam bahasa yang indah. Tulisan yang baik akan menjadi sumber informasi yang baik pula bagi yang menerima informasi. Informasi yang baik dapat diakses oleh orang lain, membuat kita yang menulis menjadi manusia yang telah berbuat baik dan bermanfaat meski dalam cara dan bahasa yang sederhana. [RAn]



*
#inspirasiramadan #dirumahaja
#BERSEMADI_HARIKE-16
Bersama #flp #flpsurabaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Irama Bacaan Al-Qur’an

doc.animasipro | Rahma An *galeri Membaca Al-Qur’an dengan irama atau suara yang merdu dikenal dengan tilawah Al-Qur’an. Tilawah sudah dikenal sejak lama, yaitu membaguskan intonasi bacaan Alquran dengan menyertakan hati yang khusyuk. Membaca Alquran dengan indah akan lebih mudah dalam mendalami maknanya. Banyak pendapat ulama bahwasanya tilawah bukan sekadar membacanya dengan tartil, akan tetapi juga harus sesuai tajwid, makhraj, dan menyesuaikan dengan hukum bacaan. Tilawah adalah amalan yang dianjurkan, karena Allah menyukai orang yang membaguskan bacaan Qur’an-nya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam pernah lewat ketika Abu Musa sedang membaca Al-Qur’an, Nabi berhenti untuk mendengarkan bacaan sahabatnya tersebut. Kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari, Muslim) Seni suara dalam membaca Al-Qur’an telah turun-temu

BERSEMADI 20 Hari : Belajar dari Semut

Berawal dari salah seorang anggota di grup komunitas, yang membagikan informasi tentang adanya program BERSEMADI (BERkarya SElama raMAdan di blog pribaDI) oleh FLP Surabaya. Sembari melakukan aktivitas lain sebagai seorang istri, selama di rumah saja, dan ada beberapa program lainnya juga melalui daring. Saya ikut berpartisipasi dalam agenda BERSEMADI, setidaknya sambil rutin mengisi blog dan berbagi tulisan baik. Sebelumnya melalui proses pendaftaran dan sejenak melakukan diskusi, sebagai syarat keberlanjutan dan kelancaran program, bersama panitia. Menulis dengan tema yang ditentukan dan sama setiap harinya, harus disetor dengan batas waktu, selama dua puluh hari berturut-turut tidaklah mudah. Jauh lebih mudah ketika menulis dengan tema yang bebas dan tidak terikat, karena topik pembahasan yang sama selama hampir sebulan itu akan membuat pusing di antara kesibukan lainnya. Namun, semangat dan antusias teman-teman yang mengikuti adalah cambuk bagi kita semua untuk menuntas

Jenazah Positif COVID-19 Najiskah?

Tagar di rumah saja menjadi populer di berbagai penjuru media sosial saat ini, di tengah-tengah masih pro-kontranya masyarakat yang berusaha waspada atau yang terlalu santai. Covid-19 tak bisa dianggap angin lalu, wabah ini makin ke sini kian serius. Namun, bagaimana sikap terhadap pasien yang dinyatakan positif Corona ini? Ada beberapa komentar yang bergeming, bahwa penanganan pasien positif dianggap terlalu melebih-lebihkan seolah pasien tersebut najis. Jumlah penderita terinfeksi Virus Corona makin bertambah, ada yang berhasil sembuh dan bahkan meninggal dunia. Pihak medis Indonesia yang belum sempurna siap, baik dari segi alat maupun fasilitas yang ada, mengerahkan segala kemampuan mereka mempertaruhkan nyawa bahkan, sebagai garda terdepan. Tugas masyarakat adalah membantu mereka dengan ikut andil menghindari keramaian sebagaimana wacana dari pemerintah setempat, kecuali sangat perlu untuk ke luar (dengan kehati-hatian). Namun, masihkah ada yang belum mengetahui jelasnya ten