Ramadan adalah bulan
yang mulia, bulannya Al-Qur’an, tidak akan berkurang kemuliaannya sedikitpun
walau ia berada di tengah wabah Covid-19. Membaca Alquran adalah ibadah yang
sangat dianjurkan, terutama selama bulan suci Ramadan. Membaca Alquran ibarat
perniagaan, karena orang yang mengamalkan membaca Alquran selalu mendapat keuntungan
baik darinya, di kehidupan dunia dan akhirat, insyaallah jika bertakwa. Akan tetapi,
tahukah kita? Bahwa ternyata ada golongan orang-orang yang membaca Alquran,
namun merugi karena ditolak oleh Allah, dan tidak diridai oleh Allah.
“Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang
pertengahan dan ada (pula) yang lebih dulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang
demikian itu adalah karunia yang besar.” (QS Fatir (35) ayat 32)
Zalim
Zalim adalah golongan
pertama, dhalimu linafsih, yang
membaca Alquran tapi merugi dengan menzalimi diri sendiri, yang lebih banyak
berbuat kesalahannya daripada berbuat kebaikannya. Golongan ini juga menganiaya
diri sendiri karena membaca Alquran, akan tetapi tetap berbuat zalim kepada
yang lainnya, dalam artian merugikan diri sendiri juga orang lain. Zalim juga
bermakna tidak adil, kejam, sewenang-wenang, tidak menempatkan sesuatu
sebagaimana semestinya.
Sifat orang yang zalim
kepada orang sebenarnya adalah berbuat zalim kepada diri sendiri, ketika
Alquran dibaca, namun melanggar hak orang lain, justru sedang menganiaya diri
sendiri, sehingga Allah tidak meridai pembaca Alquran yang seperti ini. Menzalimi
orang lain atau makhluk Allah yang lain seperti hewan dan tumbuhan adalah telah
melewati ketentuan dalam mengamalkan kebenaran sehingga telah menjadi batil
atau berbuat kebatilan, dan itu adalah maksiat.
Mengonsumsi makanan
haram, seperti makanan dari daging yang hewannya tidak disembelih dengan benar,
adalah menzalimi hewan tersebut dan juga menzalimi diri sendiri dengan
memasukkan makanan haram ke dalam tubuh. Makanan haram dapat mengeraskan hati,
sehingga terciptalah kezaliman yang lainnya, seperti timbul penyakit yang tidak
biasa dan susah mencari obatnya. Perbuatan zalim amat berat balasannya, selain
di akhirat juga di kehidupan dunia, misalnya yang terkecil adalah dibenci oleh
orang lain.
Kezaliman terhadap
tumbuh-tumbuhan, contohnya menebang pohon di hutan secara tidak legal,
kerusakan akan terjadi dan mengakibatkan banjir dan longsor, pada tahap
berikutnya yang terjadi adalah kesusahan dan kesengsaraan kepada orang lain,
kepada alam dan sekitar, diri sendiri juga menanggung atas kecerobohan
tersebut, bahkan keuntungan tidak lebih besar dari kerugian itu sendiri yang
didapat.
Dusta
Dusta termasuk golongan
yang kedua, yaitu orang yang membaca Alquran dan paham artinya, namun tidak
beradab atas bacaannya, dia munafik terhadap apa yang telah dibacanya. Golongan
ini mengetahui ayat tentang Allah yang Esa (sesuai pemahaman ajaran Islam dari
Al-Qur’an), tetapi ia berbicara tentang semua agama itu sama dan saling
menyembah Tuhan dengan cara berbeda, ia telah berdusta terhadap kebenaran yang
ada. Inilah yang disebut dengan golongan pertengahan, muqtashid, yaitu golongan orang yang membaca Alquran dan melakukan
kebaikan namun kesalahan dan maksiatnya juga sebanding dengan kebaikan, sama
banyak. Semoga Allah melindungi kita dari golongan pertama dan kedua yang
pertengahan.
Baik
Golongan yang baik adalah golongan ketiga yang paling tinggi, sabiqun bil khairat, merupakan golongan
orang yang membaca Alquran lantas ia beriman dan bertakwa dengan
sungguh-sungguh, dengan berupaya mencegah diri melakukan kebatilan sesedikit
mungkin atau bahkan tidak sama sekali, sebagai manusia hanyalah berusaha meski
kesalahan tetap terjadi secara tidak disengaja. Golongan ini adalah golongan
orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan, yaitu orang-orang yang
kebaikannya lebih banyak, yang meninggalkan perbuatan haram bahkan mubah,
inilah orang-orang yang saleh, yang benar-benar membaca Alquran, hatinya lembut
karena Alquran, beriman dengan hati serta lisan dan perbuatan.
Ketiga golongan di atas
adalah hanya dalam kategori umum sebagai pembaca Alquran, bukan dalam artian
lebih detail dan luas, insyaallah adalah penghuni surganya Allah, karena
syafaat daripada Alquran yang dibacanya, hanya saja dibedakan atas lama dan
jarak berlaku masa hisabnya.
Rasulullah
bersabda:
Kelompok
Sabiqun, adalah mereka yang akan
masuk surga dengan tanpa hisab. Kelompok Muqtashid
adalah mereka yang akan dihisab dengan hisab yang ringan. Kelompok Dhalimun adalah mereka yang mendapat
rintangan sepanjang mahsyar, yang kemudian Allah menghapus kesalahannya karena
rahmat-Nya.
Setelah
diampuni Allah, kelompok Dhalimun berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan
duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Menyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dan
karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.”
(QS Fatir : 35-34) (HR Imam Ahmad)
Semoga Allah mampukan
kita menjadi golongan orang-orang yang dapat mengambil hikmah dari Alquran,
yang menyegerakan segala kebaikan, bahkan setelah Ramadan berlalu jika kiranya Allah panjangkan usia dalam keberkahan dan kesehatan, insyaallah, aamiin. [RAn]
*
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#BERSEMADI_HARIKE-14
Bersama #flp #flpsurabaya
Komentar
Posting Komentar