Meski tampilan web-blog sederhana, ada baiknya untuk meningkatkan kepercayaan pengunjung, yang mampir dan menelusuri dalam search engine (mesin pencarian seperti Google).
Sama halnya ketika orang bertamu ke perusahaan kita, akankah menjadi pelanggan? Padahal sebelumnya belum pernah mengetahui tentang perusahaan atau toko kita. Intinya adalah kesan pertama yang mampu kita suguhkan kepada tamu.
Serupa perkenalan yang pertama, adalah langkah awal menjadikan orang terkesan dan senang dengan kita, sehingga ingin mengetahui lebih lanjut tentang kita. Demikian halnya pula dengan artikel yang kita isi di laman web-blog kita, usahakan apa adanya kita dan dalam kelola yang baik, santun dan memberi pencerahan, tapi santai serta mudah dipahami.
Isi blog kita merupakan unsur penting yang akan memenuhi kebutuhan tujuan pencarian. Ada rasa percaya yang mampu kita sematkan pada pengunjung, meski dalam bahasa yang sederhana.
Tentukan tema yang jelas, tidak bertele-tele, agar yang lainnya dapat dijabarkan di dalam pengantar. Tidak perlu mengejar pengunjung atau pembaca dengan kata kunci yang terlalu menggelitik, dalam artian kata dan isi yang berkonotasi, atau hanya karena tergesa-gesa untuk mendapatkan royalti dari nge-blog. Paling penting isinya berada dalam jangkauan pengetahuan yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Biasakan tulisan sesuai gaya yang berbeda dari yang lain, setiap blogger punya ciri khasnya tersendiri. Tidak perlu membebani diri dengan harus sama dengan para profesional. Masing-masing punya pembaca, asalkan menjaga etika komunikasi dalam setiap informasi yang dibagikan.
Postingan yang isinya berkualitas dan tidak memicu pro-kontra akan terlihat lebih relevan, dan tahan lama. Santai dan percaya dirilah ketika berbagi melalui media sosial, informasikan tentang tulisan terbaru kita. Inilah saat-saat mempraktekkan pengetahuan tata kelola bahasa, yang pernah dipelajari dulu di sekolah maupun perguruan tinggi. Tidak semua mampu menulis dengan rumus kepenulisan yang benar, yang mana ada aturan yang sesuai dalam pengelolaan suatu tulisan.
Isilah blog kita dengan apa saja ilmu yang dipunya, yang dirasa bermanfaat untuk semua kalangan, sesuai aturan. Minimal jika kita telah 'tiada', insyallah isi blog kita tetap mampu menjadi amal jariah.
Justru itu, blog yang memang masih tersematkan di tempelan hosting*, masih dapat didatangi pengunjung dan dimanfaatkan ilmunya, tanpa khawatir non-aktif. Pengunjung semestinya juga punya kapasitas dalam mengakses informasi, tidak menyalin langsung utuh atau mengutip keseluruhan isi tulisan tanpa menyertakan sumber, keduanya sangat berkesinambungan dalam mengelola etika bersama. [RAn]
BalasHapusMantapo
Oke, Sir.
Hapus