Membahas tentang Covid-19, masih belum ada akhirnya, semoga lekas berlalu, dan Indonesia kembali berdaya. Berhubung bagi umat Islam pun yang tidak lama lagi insyaallah akan menyambut Ramadan.
Soalan Indonesia yang sedang memberlakukan sosial distancing (menjauhi keramaian), sebagai upaya meminimalisir angka penularan Covid-19. Tidak lupa sebagai penduduk yang mendiami bagian kecil dari wilayah Indonesia yang luas, kita tahu Indonesia masih dalam upaya bangkit untuk maju.
Timbul pertanyaan, "Bagaimana jika Indonesia menerapkan 'penguncian total' (lock down) apakah siap?"
Tentu semua akan menjawab dengan kapasitas dan pendapat masing-masing yang berbeda, pada intinya Indonesia tidak akan pernah (belum) siap, dari segi apapun terutama sisi ekonomi.
Sebuah video dari Channel YouTube Macan Idealis, yang seringnya membahas tentang sejarah, yang salahsatu konten membahas hal ini* ala percakapan santai, di dalamnya berisikan percakapan tentang Indonesia jika harus melakukan upaya penguncian total.
Penguncian total dimaksudkan tidak adanya akses keluar atau masuk Indonesia, termasuk di dalamnya masyarakat dianjurkan total 'berdiam diri' di rumah dalam kurun waktu tertentu. Di mana proses perputaran ekonomi otomatis akan mempengaruhi, terutama berdampak tidak hanya pada rakyat kecil, namun kepada semua kalangan, bahkan bagi Indonesia. Hal ini tidak dapat dianggap sepele, mengingat Indonesia masih jauh dibanding negara berkembang lainnya.
Publik mengenalnya dengan sebutan Babe Ridwan Saidi, lahir di Jakarta, 2 Juli 1942. Penulis buku Profil Orang Betawi: Asal muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat (1997) ini dikenal sebagai budayawan Betawi, putra dari pasangan bapak Abdurrahim dan ibu Muhaya.
Maka dari itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, seluruh masyarakat Indonesia, untuk turut andil menjadi orang-orang yang peduli. Bersabar minimal 14 hari saja (bisa lebih), untuk tetap di rumah dalam rangka menekan angka penularan Covid-19.
Kita bantu semua, dan saling membantu. Bagi yang berlebih, menolong yang kekurangan, bagi yang ada kepentingan mendesak di luar dengan mematuhi anjuran tata laksana selama sosial distancing, alangkah indahnya tanpa saling berbalas argumen yang menimbulkan perpecahan, saatnya urusan politik dihindari dulu. Allahu a'lam bishawab. [RAn]
Komentar
Posting Komentar