Langsung ke konten utama

BKPAKSI Aceh dan Hari Anak Nasional 2014

BANDA ACEH - Dalam rangka Hari Anak Nasional kali ini, BKPAKSI Aceh mengadakan workshop  dengan tema "Bercerita, Bermain, dan Bernyanyi Bersama", acara ini dipandu langsung oleh Nurhidayat atau yang lebih akrab dikenal dengan sapaan Kak Bimo, dan dihadiri oleh puluhan pengajar Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dan PAUD wilayah kota Banda Aceh - Aceh Besar, Jum'at (29/8/2014).

Acara ini berhasil menggelar gelak tawa dan rasa bahagia seluruh orang yang berhadir
di Aula Museum Aceh  sejak pukul 08.30 - 11.45 WIB, dan mengingatkan kembali betapa pentingnya pendidikan dengan kesan menyenangkan bagi anak-anak, terkhusus dalam pemenuhan materi tentang ilmu agama yang berbasis Islam.

"Filosofi taman bagi pendidikan itu sendiri sangatlah penting, dimana penggambarannya tentang keindahan sebuah taman sehingga membuat yang datang (anak-anak) merasa ingin datang kembali pada keesokan harinya, karena daya tariknya akan membuat rasa rindu bagi mereka," tutur Kak Bimo. "..dalam hal ini para pengajar, selain membuat anak-anak terkesan senang kepadanya sehingga timbullah rasa cinta kepada apa yang dipelajari, juga harus berupaya memenuhi tiga prinsip metode ajar; prinsip kemanfaatan, keceriaan, dan terkendali," imbuhnya lagi. (RAn.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Irama Bacaan Al-Qur’an

doc.animasipro | Rahma An *galeri Membaca Al-Qur’an dengan irama atau suara yang merdu dikenal dengan tilawah Al-Qur’an. Tilawah sudah dikenal sejak lama, yaitu membaguskan intonasi bacaan Alquran dengan menyertakan hati yang khusyuk. Membaca Alquran dengan indah akan lebih mudah dalam mendalami maknanya. Banyak pendapat ulama bahwasanya tilawah bukan sekadar membacanya dengan tartil, akan tetapi juga harus sesuai tajwid, makhraj, dan menyesuaikan dengan hukum bacaan. Tilawah adalah amalan yang dianjurkan, karena Allah menyukai orang yang membaguskan bacaan Qur’an-nya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam pernah lewat ketika Abu Musa sedang membaca Al-Qur’an, Nabi berhenti untuk mendengarkan bacaan sahabatnya tersebut. Kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari, Muslim) Seni suara dalam membaca Al-Qur’an telah turun-temu...

BERSEMADI 20 Hari : Belajar dari Semut

Berawal dari salah seorang anggota di grup komunitas, yang membagikan informasi tentang adanya program BERSEMADI (BERkarya SElama raMAdan di blog pribaDI) oleh FLP Surabaya. Sembari melakukan aktivitas lain sebagai seorang istri, selama di rumah saja, dan ada beberapa program lainnya juga melalui daring. Saya ikut berpartisipasi dalam agenda BERSEMADI, setidaknya sambil rutin mengisi blog dan berbagi tulisan baik. Sebelumnya melalui proses pendaftaran dan sejenak melakukan diskusi, sebagai syarat keberlanjutan dan kelancaran program, bersama panitia. Menulis dengan tema yang ditentukan dan sama setiap harinya, harus disetor dengan batas waktu, selama dua puluh hari berturut-turut tidaklah mudah. Jauh lebih mudah ketika menulis dengan tema yang bebas dan tidak terikat, karena topik pembahasan yang sama selama hampir sebulan itu akan membuat pusing di antara kesibukan lainnya. Namun, semangat dan antusias teman-teman yang mengikuti adalah cambuk bagi kita semua untuk menuntas...

Jenazah Positif COVID-19 Najiskah?

Tagar di rumah saja menjadi populer di berbagai penjuru media sosial saat ini, di tengah-tengah masih pro-kontranya masyarakat yang berusaha waspada atau yang terlalu santai. Covid-19 tak bisa dianggap angin lalu, wabah ini makin ke sini kian serius. Namun, bagaimana sikap terhadap pasien yang dinyatakan positif Corona ini? Ada beberapa komentar yang bergeming, bahwa penanganan pasien positif dianggap terlalu melebih-lebihkan seolah pasien tersebut najis. Jumlah penderita terinfeksi Virus Corona makin bertambah, ada yang berhasil sembuh dan bahkan meninggal dunia. Pihak medis Indonesia yang belum sempurna siap, baik dari segi alat maupun fasilitas yang ada, mengerahkan segala kemampuan mereka mempertaruhkan nyawa bahkan, sebagai garda terdepan. Tugas masyarakat adalah membantu mereka dengan ikut andil menghindari keramaian sebagaimana wacana dari pemerintah setempat, kecuali sangat perlu untuk ke luar (dengan kehati-hatian). Namun, masihkah ada yang belum mengetahui jelasnya ten...