Hiruk pikuk perayaan dirgahayu Indonesia ke-69, masyarakat kembali mengenang/terkenang sejarah bangsa ini. Selalu istimewa ditanggal 17 Agustus, bagiku tanggal ini amat berarti, mendulang kembali hari bersejarah diri sendiri. hm..
Usia dua puluh lima sudah, bukan usia yang terbilang muda lagi, cukup matang untuk beberapa hal. Kalau dulu-dulunya setiap bertemu orang, pertanyaan serupa tentang "kapan wisuda?" sering kudengar. Kali ini, aku mengalami peningkatan, pertanyaan tetap berdatangan dan sedikit lebih berbobot, "kapan nikah?" hehe..
Aneka ragam jawaban juga berseluncur kuhaturkan, "besok/dalam waktu dekat/lepas hari raya/dan bla bla bla.." all iz weell.. :D
Merdeka itu, tak hanya tentang terlepas dari penjajahan secara lahir, namun juga secara bathin. Ketika usia kita semakin hari semakin berkurang di dunia, bertambah ke alam barzah, semakin banyak beban kehidupan dan tanggungjawab moril yang harus kita emban. Tatkala situasi dan kondisi bermasyarakat kian rawan tentang 'entah' kita juga dituntut semakin bijak, tidak serta merta menelan bulat dan mentah hal ikhwal yang kita dapatkan dari luar. Sebab, pada dasarnya hidup ini tidak terlepas dari apa yang kita saring dari luar untuk disimpan ke dalam ruh kita. Apa-apa yang kita perbuat, meski pun sudah berusaha sebaik mungkin, tetap saja belum mampu menyenangkan semua orang. I think so.. ^_^
Maka, merdeka secara bathin, salah satunya dapat diartikan sebagai penguasaan diri sendiri terhadap serangan-serangan dari luar, dalam hal apa pun, semisal saat menerima informasi yang belum tentu benar adanya, dan komunikasi dalam membalas pesan yang diterima, atau cukup dengan diam/bungkam sembari tersenyum bila memang jawabannya cukup dengan demikian itu. (nyambung kagak ya? hihi)
Jadi, Merdeka! (kabur.... :p )
#saveGaza#MerdekaPalestina
merdeka adalah hak setiap bangsa, dalam melaksanakan hak-hak mereka. :)
Usia dua puluh lima sudah, bukan usia yang terbilang muda lagi, cukup matang untuk beberapa hal. Kalau dulu-dulunya setiap bertemu orang, pertanyaan serupa tentang "kapan wisuda?" sering kudengar. Kali ini, aku mengalami peningkatan, pertanyaan tetap berdatangan dan sedikit lebih berbobot, "kapan nikah?" hehe..
Aneka ragam jawaban juga berseluncur kuhaturkan, "besok/dalam waktu dekat/lepas hari raya/dan bla bla bla.." all iz weell.. :D
Merdeka itu, tak hanya tentang terlepas dari penjajahan secara lahir, namun juga secara bathin. Ketika usia kita semakin hari semakin berkurang di dunia, bertambah ke alam barzah, semakin banyak beban kehidupan dan tanggungjawab moril yang harus kita emban. Tatkala situasi dan kondisi bermasyarakat kian rawan tentang 'entah' kita juga dituntut semakin bijak, tidak serta merta menelan bulat dan mentah hal ikhwal yang kita dapatkan dari luar. Sebab, pada dasarnya hidup ini tidak terlepas dari apa yang kita saring dari luar untuk disimpan ke dalam ruh kita. Apa-apa yang kita perbuat, meski pun sudah berusaha sebaik mungkin, tetap saja belum mampu menyenangkan semua orang. I think so.. ^_^
Maka, merdeka secara bathin, salah satunya dapat diartikan sebagai penguasaan diri sendiri terhadap serangan-serangan dari luar, dalam hal apa pun, semisal saat menerima informasi yang belum tentu benar adanya, dan komunikasi dalam membalas pesan yang diterima, atau cukup dengan diam/bungkam sembari tersenyum bila memang jawabannya cukup dengan demikian itu. (nyambung kagak ya? hihi)
Jadi, Merdeka! (kabur.... :p )
#saveGaza#MerdekaPalestina
merdeka adalah hak setiap bangsa, dalam melaksanakan hak-hak mereka. :)
Komentar
Posting Komentar